Minggu, 13 Februari 2011

Antara Bahagia dan Derita

Tuhan menciptakan segala sesuatu berpasangan, tinggi rendah, laki laki perempuan, kanan kiri, kaya miskin, bahagia derita.
Kenapa Tuhan menciptakan itu semua??simpel aja, jika semua sama, maka untuk apa ada surga dan neraka, untuk apa ada malaikat Ridwan dan malaikat Malik. 

Saya hanya ingin share tentang apa arti sebuah penderitaan dan kebahagian. Semua manusia pasti merasakan hal tersebut tapi dengan parameter yang berbeda - beda. Pernah suatu waktu aku merasakan kebahagian (jika aku teropong lagi masa itu, ternyata itu adalah awal dari sebuah penderitaan). Dimana ketika aku bekerja di salah satu cabang perusahaan operator selular terkenal di Indonesia, dalam kurun waktu 3 bulan aku diangkat menjadi supervisor cabang karena atasanku menganggap aku berprestasi. Awalnya semua baik baik saja, secara materi hidupku lumayan berlebih, hingga suatu saat coobaan itu datang, sahabat dekatku menikam aku dari belakang hingga aku terpaksa harus resign. Oh no..betapa tertekannya aku waktu itu, dikhianati oleh seseorang yang sudah aku anggap sebagai sodaraku...Kebahagiaan apa yang aku peroleh saat itu??? Materi, itu jawabnya.
Kemudian ada cerita lagi dari seorang teman, rekan kerjaku yang sekarang. Dia cantik, punya suami ganteng dan kaya pula, punya adik seorang aktor (Pemeran utama KCB), Dia selalu memuja dan membanggakan hidupnya, selalu bercerita tentang ba bi bu yang notabene memamerkan apa yang ia punya, dalam hati aku berkata "kelihatannya ada yang salah dalam diri orang ini". kucoba untuk menyelami dia, ternyata.....rumah tangganya rapuh dan diambang kehancuran, apa yang diceritakan oleh dia hanya untuk menutupi segala kegalauan dan permasalahan dalam hidupnya.

Nah...benarkah orang yang selalu bahagia adalah orang kaya, orang cantik, orang berduit dll??
Semua tergantung pada penilaian seseorang, semua orang memiliki ukuran sendiri untuk menilai sebuah kebahagiaan, namun bagi aku, kebahagian yang haqiqi adalah ketika aku sadar siapa diriku dan untuk apa aku hidup. Itu saja. 
Dulu memang aku bergelimang materi, semua tercukupi, namun ada kekosongan dalam diriku. Aku tak mampu mengurus rumah tanggaku, bahkan menyiapkan sarapan untuk anak dan suamiku, pulang kerja dalam kondisi capek, tak sempat untuk bercanda dengan keluarga kecilku...Suami komplain, dia merasa kehilangan separuh jiwanya, anakku tidak dekat dengan aku, Oh Good, stupid banget waktu itu,...disitulah aku sadar, jabatan dan uang tak berarti sama sekali, aku sangat menderita setelah aku menyadari kekosongan hatiku. Terima kasih untuk teman yang menghianatiku.

Siapa sih yang nggak boleh kaya, boleh boleh saja, yang penting ketika kaya dia sadar akan siapa dirinya, dengan sadar siapa dirinya dia akan sadar pula siapa "sutradara" semuanya.
Begitupun aku, aku ingin kaya, kaya dalam artian memperkaya ilmu pengetahuan. Materi??? tetep butuh, kalo dulu materi hanya untuk memenuhi kebutuhan prestiseku saja. Sekarang....aku butuh materi untuk kebutuhan anak-anakku, bukan untuk aku, aku tidak ingin hidup demi prestise dan memburu kesan, sama aja hidup di neraka. Dalam kemiskinan inilah(Kalo kemiskinan itu ukur dari segi materi, aku memang miskin) aku merasakan sebuah kebahagiaan yang tak ternilai harganya. Tak mampu kuungkapkan dengan kata, walaupun makan hanya dengan lauk ikan asin dan sambal asem (sambal khas Banjarmasin), nikmat yang kurasakan melebihai makan di sebuah restoran bintang sepuluh (ada gak ya???). Yang penting bersyukur itu aja.

Jangan dikira mereka para papa atau duafa menderita dengan makan nasi bungkus sisa yang dibuang ditempat sampah, mereka sangat menikmati makanan itu karena mereka sedang kelaparan, jangan dikira mereka yang tidur diemper toko beralaskan kardus dan berselimut koran tak dapat tidur dengan nyenyak, mereka sangat nyenyak sekali karena seharian mereka lelah berjalan.

Kebahagiaan dan Kemiskinan itu Nisbi, layaknya Surga dan Neraka.
Kebahagiaan dan Kemiskinan ada dalam hati masing masing orang.

Sabtu, 12 Februari 2011

Satu Hari Saja

Satu hari saja aku ingin merasakan indahnya kesendirian, hanya dengan Tuhan, sekedar melepas penat dan jenuh.
Ingin rasanya berkelana ke hutan, menikmati indahnya alam dan menghirup segarnya aroma pinus.
But When????
kapan oh kapan.......

Rabu, 09 Februari 2011

Terima Kasih Tuhan


Pernah aku merasakan, betapa aku sangat sombong sekali, arogan, bodoh, jauh dari kata terpuji. Terjerembab dalam kubangan hitam. Bila aku melihat kebelakang, aku melihat betapa aku dekat dengan malapetaka, dekat sekali dengan sesuatu yang sangat merugikan aku, juga dekat sekali dengan maut. Namun......Walaupun semua itu dekat denganku, mereka hanya dekat aja, Tuhan masih sayang padaku, aku hanya terjerembab, tidak tenggelam dan hilang.

Kini...
Lambat laun hidupku berubah, terima kasih atas kebodohanku, kesombonganku, ke arogananku dan kenakalanku. Kuanggap engkau sebagai teman. Tanpa kamu aku tak kan seperti ini. Jika aku tak pernah bodoh, aku tak kan pernah pintar.


Tuhan...
Maafkan aku, aku pernah marah dan menghujat engkau...
Aku hanya manusia biasa yang kadang hilang ditelan ego dan emosi.
Tuhan...
Kasihmu membuatku jatuh, tersungkur, bersujud, berurai air mata....air mata kebahagiaan..........

Senin, 23 Maret 2009

DIMANAKAH PUTIH ITU.....

Saya hanya ingin share tentang apa sebenarnya makna hakiki kehidupan.
sedikit mengutip tulisan bapak anand khrisna, "dimana kita, siapa kita, mau kemana kita, kemana kita melangkah"
Saya sudah bosan dengan hitamnya dunia(terserah anda semua bagaimana mengimplementasikan makna hitam yang sebenarnya). Saya hanya ingin mencari sedikit warna putih disekitar saya, namun yang ada........putih saja belum. Banyak manusia yang tak tahu siapa dirinya, termasuk saya, siapakah saya?????